HENING dan CIPTA
SPIRITUAL INGENIUS
Hening Cipta
Selama kita membaca sesuatu yang kita inginkan maka kekuatan pikiran kita telah memperbarui seluruh sel-sel organ tubuh kita.
Ingin sehat, ingin sukses.
Maka sampaikan keinginan itu melalui Sugesti
Apa itu Sugesti ?
Pikiran manusia membentuk kekuatan. Kekuatan yang timbul dari kehendak diri.
Kehendak diri yang mengendalikan pikiran. Bukan pikiran yang mengendalikan kehendak diri.
Bila pikiran yang mengendalikan kehendak diri yang timbul adalah emosi. Sementara bila kehendak diri yang mengendalikan pikiran yang terjadi adalah cipta.
Hening dan cipta.
Hening pikirannya. Cipta kehendaknya. Maka yang terjadi adalah sugesti.
Kekuatan sugesti melebihi kekuatan imajinasi. Bahkan kekuatan sugesti melebihi kekuatan doa.
Seseorang yang berdoa kepada Allah tanpa sugesti yang terjadi adalah keraguan. Sehingga ia sendiri merasa ragu dengan doa yang ia mohonkan.
Bagaimana supaya kita tidak ragu saat berdoa?
Tanamkan sugesti.
Apa itu sugesti?
Yakin. Tetapi, bukan keyakinan yang semata-mata diucapkan. Juga bukan keyakinan yang ada di pikiran. Melainkan keyakinan yang timbul dari hening dan cipta.
Hening dan cipta menghasilkan keyakinan diri yang sangat tinggi. Inilah sugesti.
Orang timur saat ini sudah banyak yang menghilangkan sugestinya. Sehingga pikirannya tidak kreatif dan inovatif.
Dirinya telah dimanjakan oleh kemajuan teknologi. Akibatnya yang terjadi adalah ketergantungan pada sesuatu yang di luar diri.
Islam adalah agama yang mengedepankan sugesti. Bahwa beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada kitab suci, beriman kepada Rasul, beriman kepada hari kiamat, dan beriman kepada takdir, merupakan kepercayaan yang ditanamkan pada masing-masing diri.
Ini merupakan sugesti. Bukan sebatas percaya saja. Tetapi sudah menjadi bagian dari sugesti.
Allah (aku), malaikat (rencana), kitab suci (diri), rasul (pribadi), hari kiamat (kebangkitan), dan takdir (kepastian).
Keenam rukun iman ini merupakan rangkaian dari sugesti. Bila keimanan kita hanya sebatas percaya, maka wajar bila kita tidak memiliki keyakinan dalam berkehendak.
Kehendak diri merupakan sugesti dari hening dan cipta. Ada niat, ada keyakinan, ada pasrah.
Pasrah bukan menyerah. Pasrah adalah berserah diri.
"Ana Inda Zhonni Abdii Bii".
Aku bagaimana prasangka hamba-Ku.
Ini sugesti.
Orang-orang suci memiliki sugesti yang melebihi daya nalar. Sehingga kehendak dirinya bagian dari kehendak Tuhan. Atau kehendak Tuhan merupakan kehendak dirinya.
Sugesti ini bisa terjadi bila kita bisa menciptakan keheningan diri. Bila sugesti tidak diawali dari hening dan cipta yang terjadi adalah ilusi.
Berdoa tanpa hening dan cipta, yang terjadi adalah nafsu. Nafsu untuk memerintah. Dan, buah dari nafsu adalah serakah.
Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu berbaik sangka. Berbaik sangka pada setiap keadaan. Ini tercipta setelah adanya sugesti.
Hening dan cipta diawali dari niat untuk berserah diri (pasrah). Kemudian tafakur, bertapa, semedi, meditasi, atau apapun namanya, yang jelas metode untuk melakukan keheningan diri.
Di Jawa dikenal dengan istilah meditasi hening. Orang zaman dahulu sebelum mereka beraktivitas, atau berkeinginan, mereka melakukan tapa terlebih dahulu. Ada pula yang menyebutnya semedi. Tapa atau semedi ini sering dilakukan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.
Bahkan dalam upacara kemerdekaan kita sering dianjurkan untuk berdoa. Mendoakan jiwa para pahlawan yang telah gugur membela negara dengan sebuah ungkapan yang sangat dalam:
"Mengheningkan cipta dimulai......."
Ini adalah bahasa spritual yang jauh dari kesan memerintah.
Dari dahulu nenek moyang bangsa kita memiliki jiwa spiritual yang sangat tinggi. Sehingga segala sesuatu diawali dari hening dan cipta. Dan semua itu bisa terjadi bila seseorang mau melakukan tafakur atau semedi.
Sayangnya tradisi ini tidak banyak yang meneruskan. Generasi muda sekarang banyak yang tidak mengerti semedi. Padahal Rasulullah sendiri sering melakukannya di dalam goa Hiro.
Hening cipta menghasilkan sugesti. Buah dari sugesti adalah rasa syukur. Rasa syukur yang menguatkan iman. Semakin bersyukur iman semakin kuat, nikmat hidup pun semakin bertambah.
Pada dasarnya manusia tidak memiliki kemampuan. Banyak keinginan, tetapi tidak bisa berbuat. Agama mengajarkan sugesti. Dari sugesti tumbuh kemampuan untuk melakukan perubahan.
( Styatuhu )
Komentar